Salah satu daparida tugas guru adalah menyediakan suasan yang menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Guru harus mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengkesampingkan ancaman proses pembelajaran. Salah satu cara adalah dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran.
Mengapa
komik?
Karena anak – anak, sebagaimana orang dewasa juga, menyukai komik. Oleh
karena itu, jika media yang menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran,
ia akan membawa suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran. Jika siswa
mendapati suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan
terlibat total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini
penting untuk melahirkan hasil akhir yang sukses. selama proses belajar. Guru harus
mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan
mengkesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan komik
sebagai media pembelajaran.
Tapi
sebenarnya, komik telah lama digunakan sebagai media pembelajaran. Robert
Thorndike bekerja sama dengan DC Comics dan Harold Downes menciptakan buku
latihan bahasa yang menggunakan gambar – gambar Superman (Sones, 1944). Para
pendidik di Amerika juga menciptakan komik yang mendukung kurikulum pendidikan.
Tapi itu tidak berlangsung lama. Orang – orang mulai percaya bahwa komik telah
berperan dalam menciptakan kenakalan remaja. Yang lain percaya bahwa komik
menghalangi minat baca, imajinasi, dan menyebabkan iritasi mata (Dorrell,
Curtis, & Rampal, 1995). Komik juga dituduh sebagai musuh dari membaca
serius (Dorrell, Curtis, & Rampal, 1995).
•Karena asumsi – asumsi
negatif ini, komik tidak lagi ditemukan di ruang pembelajaran. Kondisi ini
berlanjut sampai 1970an. Berikut ini adalah tokoh yang membawa komik ke ruang
kelas lagi; Richard W. Campbell mengintegrasikan komik kedalam program membaca
(Koenke, 1981); Robert Schoof menganggap komik berguna untuk pembelajaran
bahasa, khususnya dalam mengajarkan dialek dan karakterisasi (Koenke, 1981);
Dalam jurnal perdagangan, pendidik Kay Haugaard (1973) dan Constance Alongi
(1974) merekomendasikan komik bagi siswa yang tidak suka membaca; dan Bruce
Brocka (1979) menganjurkan komik sebagai benteng pertahanan terhadap alat yang
mengancam budaya membaca; Televisi.
•Beberapa
tahun kemudian, komik akhirnya mendapat tempat di dunia pendidikan. Neil
William mengganti buku ESLnya yang masih tradisional dengan komik Calvin and
Hobbes untuk mengajar di American Language Institute of New York University
(1995). Dan banyak pustakawan yang percaya bahwa komik dapat mengalihkan
perhatian pelajar dari televisi dan video games (Bacon, 2002).
Menurut Gene Yang (2003) komik memiliki lima kelebihan jika dipakai dalam
pembelajaran. Kelebihan itu adalah:
1. Memotivasi
•Hutchinson
(1949) menemukan bahwa 74% guru yang disurvei menganggap bahwa komik “membantu
memotivasi” (hl. 244), sedangkan 79% mengatakan komik “meningkatkan partisipasi
individu” (hl. 244). Satu guru bahkan mengatakan bahwa komik membuat pembelajaran menjadi
“pembelajaran yang sangat mudah” (Hutchinson, 1949, hl. 244). DC Comics,
Thorndike, dan Downes juga menemukan bahwa komik juga mampu memotivasi siswa
ketika mereka memperkenalkan buku latihan bahasa Superman ke kelasnya. Mereka
menemukan bahwa siswa memiliki “ketertarikan yang tak biasa” dan, sebagaimana
ditulis’ “mampu membuat siswa menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan
dalam satu minggu menjadi satu hari saja” (Sones, 1944, hl. 233).
Hasil eksperimen di atas menunjukkan kepada kita bahwa komik benar – benar
mampu memotivasi siswa selama proses belajar mengajar.
•2. Visual
Komik terdiri dari gambar – gambar yang merupakan media visual. Adalah Sones’
(1944) yang berkesimpulan bahwa kualitas gambar komik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran: Sones membagi empat ratus siswa kelas enam sampai kelas
Sembilan kedalam dua kelompok. Masing – masing kelompok seimbang dalam
pembagian kelas dan kecakapannya. Kelompok pertama disuguhi pembelajaran cerita
dengan menggunakan komik dan yang kedua hanya menggunakan teks saja. Setelah
itu, mereka dites untuk mengetahui isi dari pembelajaran cerita itu. Setelah
seminggu, prosesnya diubah, kelompok pertama disuguhi teks saja sedang yang
kedua diberikan komik. Kemudian kedua grup dites lagi.
Akhirnya, Sones (1944) berkesimpulan bahwa “pengaruh gambar terlihat dalam hasil
tes” (hl. 238). Tes pertama menunujukkan bahwa kelompok pertama mendapatkan
nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok kedua. Di tes kedua kelompok kedua
mendapatkan nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok pertama
•3.
Permanen
Menggunakan komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan menggunakan
film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual,
mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik,
berbeda dengannya, merupakan media yang permanen. Sederhananya, jika siswa
tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya.
Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.
•4. Perantara
Karl Koenke (1981) mengatakan bahwa komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin
membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki
kekhawatiran akan kesalahan. Komik bisa menjadi jembatan untuk membaca buku
yang lebih serius. Haugaard (1973) mengatakan bahwa komik bisa mengubah
siswanya yang tidak suka membaca menjadi siswa penyuka Jules Verne and Ray
Bradbury\
•5.
Populer
Kita bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam budaya populer.
Timothy Morrison, Gregory Bryan, and George Chilcoat (2002) mengatakan bahwa
dengan memasukkan budaya populer kedalam kurikulum bisa menjembatani
kesenjangan perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah. Komik adalah
bagian dari budaya populer. Kita tahu bahwa Spiderman and Batman adalah film
yang diambil dari komik. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam
belajar.
•Lalu,
secara teknis bagaimana memanfaatkan komik dalam pembelajaran bahasa Inggris?
Dialog – dialog yang terdapat dalam gelembung bicara tokoh – tokoh komik bisa
digunakan untuk membantu siswa mengeksplorasi suatu tata bahasa Inggris, ini
salah satu misal saja. Dengan kelebihan – kelebihan komik, seperti yang
disebutkan di atas, pembelajaran diharapkan lebih efektif sekaligus efisien.
Untuk lebih menariknya, ada baiknya jika guru menggunakan komik yang terkenal
dan berbahasa Inggris. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak setiap komik,
meskipun berbahasa Inggris, bisa digunakan untuk media pembelajaran bahasa
Inggris. Pilihlah komik yang menggunakan kalimat – kalimat sederhana dalam
dialognya. Menurut penulis, komik Tin Tin dan Garfield bisa memenuhi kriteria
ini.